Batu raksasa berukuran tinggi 50 meter seberat 1.000 ton turut keluar dari kawah gunung berapi di Islandia beberapa waktu lalu. Saking besarnya, batu itu membuat heboh dunia setelah fotografer Ragnar Sigurdsson (52) mengabadikan dan mempublikasikannya dalam bentuk buku berisi kumpulan foto-foto erupsi.
Batu itu merupakan bagian dari hasil letusan gunung Eyjafjallajokull yang meletus Maret silam hingga mengganggu penerbangan negara negara Eropa. Letusan itu telah memuntahkan abu setinggi 55.000 kaki dengan suhu 1.000 derajat celcius, Maret tahun ini.
Batu itu merupakan bagian dari hasil letusan gunung Eyjafjallajokull yang meletus Maret silam hingga mengganggu penerbangan negara negara Eropa. Letusan itu telah memuntahkan abu setinggi 55.000 kaki dengan suhu 1.000 derajat celcius, Maret tahun ini.
Batu raksasa itu menggelinding dari puncak gunung yang terbawa oleh aliran gletser mencair dari puncak ke lereng gunung berapi di Islandia hingga ke lembah.
Ragnar Sigurdsson membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk mengabadikan kejadian yang dramatis itu. Bahkan ia sempat terbang ke atas kawah yang sedang menggelegak kala itu.
Saat berhasil mendekati kawah, Sigurdsson juga mengabadikan betapa dahsyat gambaran letusan gunung itu, tampak ada badai petir dan kilat menyambar-nyambar di atas gunung. Ia gambarkan sebagai Alam yang tak bisa Dijinakkan.
Ia bersama geolog co-writer Ari Trausti Gudmundsson telah mengumpulkan 10.000 foto foto hasil jepretannya dan menurutnya, dua gambar yang dipublikasikan di dailymail (26/11) sebagai gambar spektakuler terindah.
"Anda bisa bayangkan betapa puasnya ketika mendapatkan jepretan terbaik, saat kawah sedang menggelegak, berada pada ketinggian, kecepatan angin berhembus kencang saat pintu pesawat dibuka. Dan saya tidak perlu memotret dari balik kaca. Saya bisa merasakan betapa panasnya suhu itu walau berada di pesawat saat itu," ujarnya.
Dia mengakui bahaya besar mengancam saat naik pesawat berada di atas kawah itu dan banyak para fotografer dunia mengalami kecelakaan saat ingin mengabadikan letusan gunung berapi.
Seperti pernah terjadi tahun 1980 ada fotografer Reid Blackburn tewas saat mengabadikan gunung Gunung St Helens meletus. Tahun 2008 juga ada fotografer Jerman bernama Thomas Reichart saat memotret Gunung Etna. (*)
Ragnar Sigurdsson membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk mengabadikan kejadian yang dramatis itu. Bahkan ia sempat terbang ke atas kawah yang sedang menggelegak kala itu.
Saat berhasil mendekati kawah, Sigurdsson juga mengabadikan betapa dahsyat gambaran letusan gunung itu, tampak ada badai petir dan kilat menyambar-nyambar di atas gunung. Ia gambarkan sebagai Alam yang tak bisa Dijinakkan.
Ia bersama geolog co-writer Ari Trausti Gudmundsson telah mengumpulkan 10.000 foto foto hasil jepretannya dan menurutnya, dua gambar yang dipublikasikan di dailymail (26/11) sebagai gambar spektakuler terindah.
"Anda bisa bayangkan betapa puasnya ketika mendapatkan jepretan terbaik, saat kawah sedang menggelegak, berada pada ketinggian, kecepatan angin berhembus kencang saat pintu pesawat dibuka. Dan saya tidak perlu memotret dari balik kaca. Saya bisa merasakan betapa panasnya suhu itu walau berada di pesawat saat itu," ujarnya.
Dia mengakui bahaya besar mengancam saat naik pesawat berada di atas kawah itu dan banyak para fotografer dunia mengalami kecelakaan saat ingin mengabadikan letusan gunung berapi.
Seperti pernah terjadi tahun 1980 ada fotografer Reid Blackburn tewas saat mengabadikan gunung Gunung St Helens meletus. Tahun 2008 juga ada fotografer Jerman bernama Thomas Reichart saat memotret Gunung Etna. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar